Refleksi Sumpah Pemuda Ke 94: Pemuda Yang Dirindukan Islam, Yang Seperti Apa?

Mari kembali menilik 94 tahun yang lalu. Dimana telah terjadi sebuah sejarah besar yang dipelopori oleh orang-orang bernyali tinggi yang begitu luar biasa, berlabel para pemuda. Berawal dari keresahan mereka, yang pada waktu itu Indonesia berada dalam kekangan kolonial. Tergabunglah dalam Kongres Pemuda II.

Kongres tersebut menghasilkan sebuah ikrar yang sangat penting bagi lahirnya sebuah bangsa besar yaitu: Sumpah Pemuda. Sebuah bagian dari pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia. Ikrar tersebut menekankan cita-cita akan adanya “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan bahasa Indonesia”. Yang menjadi perhatian disini adalah, ternyata penggagas utama dari pergerakan ini adalah pada pemuda muslim. Salah satu yang berperan penting dalam rumusan keputusan Kongres Pemuda II adalah Mohammad Yamin, yaitu seorang pemuda muslim yang cerdas, pada saat itu berusia 25 tahun yang merupakan sejarawan, sastrawan, budayawan, politikus, serta ahli hukum yang kini memperoleh gelar sebagai Pahlawan Nasional.

Dalam islam posisi pemuda sangatlah penting. Bahkan di dalam Al-Qur’an kata “pemuda” disebutkan sebagai sosok berjiwa tangguh, pemberani dengan semangatnya yang berapi-api.

Lantas, sebenarnya dari mulai usia berapa sih yang dikategorikan Pemuda? Apakah Mutifers termasuk dalam kategori pemuda?

“Saya bukan Pemuda, soalnya usia saya 35 tahun”

Siapa bilang? Dalam Islam usia Pemuda itu mulai dari usia baligh sampai sebelum 40 tahun. Jadi, yang sudah berusia 39 tahun tetap masih masuk dalam golongan Pemuda kok hehe.

Para pemuda ini sangat istimewa, Karena mereka masih muda. Anak muda dikenal dengan keberaniannya, ketangkasannya, kelincahannya, dan kekuatannya. Para pemuda lebih berani dalam melakukan terobosan-terobosan baru karena rasa penasarannya yang tinggi, inovatif, kreatif, dan tidak terlalu banyak pertimbangan sebagaimana orang tua, mereka juga selalu optimis dan kritis.

Jadi jika kita kembali pada pembahasan sejarah di atas, Pemuda Islam sangat berpengaruh terhadap peradaban masa depan. Karena jika kita mencoba kembali mundur melihat sejarah pada masa kejayaan islam, yang menjadi pemeran utama dalam medan perang dan dakwah Islam adalah para Pemuda.

Salah satu yang berperan dalam masa kejayaan Islam adalah Muhammad Al Fatih yang dii usia mudanya ia telah memimpin pasukan dan berhasil menaklukan konstantinopel Di Romawi Timur, dan pasukan Muhammad Al Fatih adalah sebaik-baiknya pasukan.

Pemuda memiliki kedudukan penting sebagai pemimpin perubahan dalam membangun sebuah lingkungan yang mempengaruhi pola kehidupan suatu bangsa. Karena jika para Pemuda suatu bangsa itu baik, maka akan baik pula masa depan bangsanya.

Lalu Pemuda seperti apa yang dirindukan Islam, yang juga bisa membawa perubahan besar bagi bangsa ini?

Pastinya Pemuda yang keren hehe. Kejayaan Islam dan berdirinya Bangsa Indonesia karena kualitas para pemuda ya.

Berdasarkan hasil literatur dari berbagai sumber dan kajian, Miya telah merangkumnya. Berikut ada kriteria Pemuda yang seperti apa yang dirindukan oleh Islam:

Pemuda Islam yang kuat.
Kuat disini tidak hanya kuat secara fisik, melainkan juga secara keilmuan dan keimanannya. Tentunya dalam memelihara ketiga unsur tersebut memiliki cara yang berbeda, seperti memelihara keimanan dengan ketekunan dalam beribadah dan memperbanyak berdzikir, kuatnya akal dipelihara dan dibentuk melalui tholabul ilmi dan menjaga makanan yang tidak melemahkan otak seperti minuman keras, dan kuatnya fisik dipelihara dengan rajin berolahraga.

Aktif dan Produktif
menjadi pribadi yang positif saja tidak cukup, karena jika positif saja dia hanya akan menyelamatkan dirinya sendiri. Sedangkan islam memerintahkan untuk mengajak kepada kebaikan untuk itu perlu menjadi pemuda yang aktif dan produktif juga solutif.

Mandiri
Jangan menjadi pemuda yang menyusahkan banyak orang. Islam menyukai pemuda yang mandiri baik secara finansial, ibadah, ilmu, dan lain-lain.

Malu
Bukti dari baiknya iman seseorang, tingginya ilmu dan mulianya adab adalah malu. karena seperti yang kita lihat di masa sekarang ini malu seakan hilang dari pribadi-pribadi seorang muslim.

 

Demikianlah kriteria pemuda yang dirindukan islam, perlu diingat kembali bahwa islam sangat membutuhkan kita, bangsa ini menunggu peran kita. Jadi, mari menjadi pemuda yang berkualitas dan berkelas.